Selasa, 02 November 2010

Awal dari Setitik Nila itu...

Hari pertama sekolah telah dimulai
Masing-masing siswa telah bersiap di tempatnya masing-masing
Mereka berbaris untuk bersiap masuk ke kelas
Tanpa terkecuali tujuh ekor anak ayam betina ini
Mereka saling berkenalan saat berbaris di depan kelas
Tanpa terasa, hari demi hari berlalu
Bulan berganti bulan, dan sudah cukup dua tahun kebersamaan mereka
Ternyata mereka bertujuh memiliki kesamaan
Tanpa terasa ikatan antara mereka bertujuh telah terjalin selama dua tahun belakangan ini
Namun, siapa sangka bahwa di setiap suatu hubungan pasti ada yang disebut sandungan-sandungan
Baik hanya kerikil-kerikil kecil bahkan hingga batu-batu cadas yang ukurannya cukup besar
Yah, cukup besar untuk membuat beberapa dari mereka meneteskan airmata
Tak tahu awalnya dari mana, semua terjadi begitu cepat
Tanpa ada yang menyadari

Salah, aku salah
Bukannya tidak menyadari tapi tidak semua menyadarinya
Bahkan ketika satu dan yang lain mulai mengingatkan
Pasti ada saja beberapa anak ayam itu yang tidak peka terhadap masalah ini

Tunggu! Apakah ini masalah?
Atau hanya beberapa dari mereka yang menganggap bahwa ini masalah
Sedang yang lain berkata (AyamX), "Ayam Y, itu sudah biasa...terimalah...tidak ada yang bisa kita perbuat."
Yah, sepertinya memang begitu
Sudah beberapa kali kita mencoba
Tapi, apa mau dikata?
Tidak ada yang merasakan bahwa ini sebuah masalah
Tidak ada yang benar-benar merasa tentang adanya masalah ini

Tapi, sepertinya aku salah lagi!
Ternyata aku tidak sendiri
Ada ayam lain yang merasakannya
Hanya mungkin mereka lebih mampu memendam rasa yang mereka rasakan
Maaf, tapi aku tidak!
Cukup sudah pertahanan yang kubangun untuk tidak melihat masalah ini
Tapi, kemarin semuanya luntur akibat berita yang kudengar dari salah satu ayam jantan teman sekelasku

Yah, mungkin aku bisa menganalogikannya (red. nya = masalah ini) seperti ini:

Anak ayam X memberikan 100% coklat khusus untuk persahabatan mereka kepada enam anak ayam yang lain
Anak ayam X mencoba membagikannya secara adil kepada keenam teman kesayangannya ini
Anak ayam kemudian memberikan masing-masing 10%
Setelah selesai, ternyata anak ayam X masih memiliki 40% coklat yang masih bisa diberikannya kepada keenam sahabatnya ini
Anak ayam X cukup pintar untuk berpikir bahwa 40 tidak akan habis dibagi menjadi enam
Ia lalu berpikir sejenak...
Aha! Ia mendapatkan jawabnnya....
"Mungkin aku akan tidak adil untuk pembagian sisa kali ini", katanya kepada keenam sahabatnya itu
"Aku hanya memberikan 10% masing-masing untuk kalian berempat", katanya sambil menunjuk anak ayam Y-Z-A-dan B.
Anak ayam C dan D ternyata tidak mendapat sisa coklat itu, mereka bertanya-tanya...
"Mengapa kami berdua tidak mendapatkan coklat lagi?", kata anak ayam D yang ternyata paling muda usianya
"Maaf sahabatku, aku tidak memberikanmu coklat lagi, karena aku sadar kalau kau bisa mendapatkan yang lebih banyak dari yang bisa kuberikan padamu", tegasnya
"Apa maksudmu?", tanyanya lagi
"Yah, akan selalu ada ayam C yang akan memberimu apapun yang kau minta...karena sepertinya ia memang tercipta untukmu", dengan sedikit getaran dalam setiap katnya
"Aku tidak mengerti?", tanyanya lagi dengan penuh keyakinan
"Ayam C akan menjelaskannya padamu, karena yang kulihat di matanya adalah 'Kau yang Teristimewa' untuknya, sedangkan kami yang lain hanya sebagai pelengkap saja, tidakkah kau sadar?", tegasnya kembali

Yah begitulah, masalah yang terjadi (red. tidak benar-benar terjadi untuk ayam C dan D)
Sudahkah kalian mengerti?
Atau kalian masih belum mengerti?
Bagian mana yang belum kalian mengerti?

Kalau begitu, tolong saya...